Jakarta (ANTARA) – Produsen kendaraan listrik Neta Auto dilaporkan membubarkan seluruh tim riset dan pengembangannya (R&D) karena masalah keuangan yang semakin parah.
Langkah ini melibatkan paket pesangon N+1 untuk karyawan yang menandatangani surat pemutusan hubungan kerja minggu ini. Informasi yang beredar mengindikasikan sekitar 200 staf telah mulai keluar, dari total tenaga kerja sekitar 1.700 orang, lapor Carnewschina, Rabu (19/3).
Dari perspektif penjualan, Neta telah mengalami masalah tahun ini. Penjualan bulan Januari turun 98 persen dari tahun ke tahun, dan pada Februari Neta hanya menjual kurang dari 400 mobil.
Baca juga: Neta sebut akan tindak tegas pihak yang sebar rumor perusahaan kolaps
Perusahaan telah menerapkan pengurangan gaji yang signifikan, dengan karyawan yang tersisa menghadapi pemotongan 75 persen dari tingkat sebelum Oktober 2023.
Beberapa staf yang keluar hanya menerima upah minimum Shanghai. Laporan juga menunjukkan bahwa kompensasi yang dijanjikan untuk mereka yang keluar pada November 2023 belum dibayarkan.
Kantor pusat Neta Auto di Shanghai telah menjadi titik fokus bagi para pemasok yang memprotes dan menuntut pembayaran yang tertunda. Laporan media lokal menunjukkan bahwa para pemasok telah berkumpul di kantor pusat Neta Auto di Shanghai untuk menuntut pembayaran, bahkan beberapa di antaranya tidur di lantai gedung.
Baca juga: Di tengah keuangan sulit, Neta rombak pimpinan
Orang dalam mengaitkan krisis ini sebagian disebabkan oleh strategi mantan CEO, yang sangat mendukung saluran B2B dan mengabaikan area lain.
Pendiri Fang Yunzhou, yang kini sudah kembali sebagai CEO, telah menguraikan reformasi yang berfokus pada pasar luar negeri dan produk yang menguntungkan.
Namun, sumber-sumber menunjukkan bahwa utang Neta bisa mencapai 10 miliar yuan (sekitar Rp23 triliun), sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pemulihan perusahaan meskipun ada pembicaraan pembiayaan yang sedang berlangsung dengan dana kekayaan negara asing.
November lalu, ada rumor bahwa Neta Auto berada di ambang kebangkrutan. Produsen mobil China yang bermasalah, Neta, dilaporkan memperoleh investasi sebesar 6 miliar yuan (sekitar Rp13,5 triliun), tetapi tampaknya hal ini tidak cukup membantu.
Baca juga: Neta diwartakan hentikan produksi dan pangkas gaji karyawan
Baca juga: Berekspansi di pasar Indonesia, Neta akan buka 10 diler baru
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025